Halaman

Sabtu, 18 Mei 2013

Bahaya Melakukan Hubungan Seksual Saat Menstruasi

spesial Oncologi di Jakarta Consultation Centre, Prof. dr Li Yuan Zong mengatakan ada 3 hal yang harus di waspadai jika melakukan hubuangan seksual pada saat wanita menstruasi yaitu:

Endometriosis
Saat melakukan hubungan suami istri, wanita akan mengalami orgasme dan saat itu rahim akan berkontraksi yang mengakibatkan darah kotor menstruasi akan masuk ke dalam perut melalui saluran telur. Hal ini menyebabkan timbulnya endometriosis pada tubuh wanita.

Infeksi

Hubungan suami istri biasanya akan menimbulkan luka dan endometriumnya mengalami peluruhan, darah menstruasi atau sperma yang tidak steril bisa masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi.

Luka Trauma yang di Akibatkan adanya Infeksi
 Jika Anda bercinta saat sedang haid, darah menstruasi atau sperma yang tidak steril bisa masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi. Infeksi ini bisa menimbulkan luka di mulut rahim.


1.      Mewaspadai tiga hal tersebut, Dr. Li Yuan pun menyarankan sebaiknya pasangan menunggu hingga haid wanita selesai. Setelah wanita sudah 'bersih', barulah pasangan tersebut bisa melakukan hubungan seks seperti biasa.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Dr. Andri Wanananda. Anggota Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) itu mengungkapkan saat haid terjadi pelepasan lapisan dalam dinding rahim (uterus) untuk kemudian diganti dengan lapisan baru.

"Prosesnya disertai dengan keluarnya 35 ml darah & 35 ml cairan serosa. Hal ini menunjukkan ada pembuluh darah yang terbuka," tulisnya dalam halaman konsultasinya untuk detikHealth.

Ketika bercinta saat wanita sedang haid, gerakan-gerakan Mr. Happy ketika penetrasi ke Miss V bisa memicu masuknya gelembung udara ke dalam pembuluh darah yang terbuka. "Dikhawatirkan terjadinya emboli, yaitu gelembung udara yang terbawa aliran darah dan bila menyumbat pembuluh darah sekitar jantung akan fatal akibatnya," tulisnya lagi.

Konsultan seks wolipop, dr. Vanda Mustika juga mengungkapkan hal yang sama dengan Dr. Andri dan Dr. Li Yuan. Dokter Vanda mengungkapkan risiko yang bisa terjadi memang infeksi dan endometriosis. Hal itu karena saat orgasme, maka akan terjadi kontraksi otot dasar panggul dan dinding rahim yang menyebabkan darah menstruasi di dalam rahim menjadi terdorong keluar. Terdorongnya darah ini bisa melalui mulut rahim, namun dapat pula melalui saluran telur yang artinya darah menstruasi akan masuk ke rongga panggul.

Darah menstruasi ini juga mengandung sel kelenjar rahim yang akan tumbuh di tempat dia berada. Bila sel kelenjar ini masuk ke rongga panggul maka pada saat menstruasi akan menghasilkan darah yang tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh yang dikenal dengan endometriosis.

Kamis, 16 Mei 2013

METODE PERHITUNGAN TENAGA BIDAN DI RUMAH SAKIT


METODE PERHITUNGAN TENAGA BIDAN DI RUMAH SAKIT
CARA RASIO
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Permenkes 262/ Menkes/ Per/ VII/ 1979 menyebutkan bahwa tenaga perawat dirumah sakit adalah perbandingan jumlah perbandingan tempat tidur dibandingkan dengan jumlah perawat sebagai berikut:


Tipe RS
TM/ TT
TPP/ TT
TPNP/ TT
TNM/TT
A & B
1/ (4-7)
(3-4) / 2
1/ 3
1/1
C
1/ 9
1/ 1
1/ 5
3/4
D
1/ 15
1/ 2
1/ 6
2/3
Khusus
Disesuaikan

Keterangan:
TM      : Tenaga Medis
TT        : Tempat Tidur
TPP     : Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP  : Tenaga Para Medis Non Perawatan
TNP     : Tenaga Non Medis
Secara umum penetapan jumlah tenaga keperawatan dijabarkan sebagai berikut:
1.      Berdasarkan Derajat Ketergantungan Klien dengan Menggunakan Rumus Douglas (1984)
Menurut Douglas (1994) Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1)         Minimal care memerlukan waktu 12 jam/ 24 jam
2)         Partial care memerlukan waktu 34 jam/ 24 jam
3)         Total care memerlukan waktu lebih dari 5 jam
Jumlah
Klien
KLASIFIKASI PASIEN
Minimal
Parsial
Total
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
1
0,17
0,14
0,07
0,27
0,15
0,10
0,36
0,30
0,20
2
0,34
0,28
0,14
0,54
0,30
0,20
0,72
0,60
0,40
3
0,51
0,42
0,21
0,81
0,45
0,30
0,108
0,90
0,60
Dst









Sebagai contoh suatu rawat dengan 22 klien (3 klien dengan klasifikasi minimal, 14 klien dengan klasifikasi parsial dan 5 klien dengan perawatan total) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi ialah:


                        3 x 0,17           = 0,51
                        14 x 0,27         = 3,78
                        5 x 0,36           = 1,90
                        Jumlah              = 6 Orang
2.      Berdasarkan Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan (Direktorat Pelayanan Keperawatan, Depkes 2002)
Untuk menentukan kebutuhan tenaga keperawatan diruang dapat diperhitungkan dan dipertimbangkan berdasarkan:
Menetapkan jumlah tenaga perawat sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien. Menurut Johnon (1984) yang dikutip oleh Gillies, 1989 bahwa klasifikasi pasien dibagi menjadi lima;
1)         Tingkat ketergantungan I (self care), dengan kondisi pasien sebagai berikut:
Makan sendiri atau dengan bantuan minimal, kebersihan diri hamir seluruhnya dilakukan sendiri, eliminasi dilakukan di kamar mandi tanpa bantuan, tidak mengalami inkontinemia.
2)         Tingkat ketergantungan II ( minimal care) dengan kondisi pasien sbb
Makan perlu bantuan dalam menyiapkan, mengatur posisi dapat makan sendiri, kebersihan diri dilakukan sendiri atau dengan bantuan minimal, eliminasi perlu bantuan dapat mobilisasi sendiri atau dengan bantuan minimal, tidak mengalami inkontinimia.
3)         Tingkat ketergantungan III ( moderate care) dngan kondisi pasien sbb
Pasien tidak dapat mengunyah atau menelan, tidak mmpu melaksanakan kebersihan diri sendiri, eliminasi perlu bantuan bedpan, kurang mampu mobilisasi mengalami inkontinemia 2x setiap shift perlu bantuan untuk kenyamanan.
4)         Tingkat ketergantungan IV ( extensive care) dengan kondisi pasien sbb.
Pasien tidak dapat makan sendiri, kesulitan untuk mengunyah dan menelan, kemungkinan dipasang slang. Kebersihan diri perlu bantuan secara total, eliminasi mengalami inkontinentia 2x setiap shift, tidak mampu mengatur posisi sendiri perlu bantuan 2 orang untuk mengatur posisi
5)         Tingkat ketergantungan V ( intensif care) dengan kondisi pasien sbb
Diperlukan satu orang perawat untuk satu pasien dalam melakukan observasi atau monitoring secara terus menerus tiap shift.
Menurut Ann Mariner (1992), sesuai klasifikasi pasien tersebut diatas, rata-rata kebutuhan perawatan untuk self care adalah 1-2 jam/ hari, minimal care 3-4 jam/ hari, moderate care 5-6 jam/ hari, extensive care 7-8 jam. Hari, dan intensif care 0-14 jam/ hari.
Ditinjau dari keperawatan langsung dan keperawatan tidak langsung ( perhitungan Gillies)


Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan tingkat ketrgantungan pasien.
1)            Waktu untuk keperawatan lagsung.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk keperawatan langsung pada pasien yang didasarkan pada tingkat ketergantungan pasien adalah 4-5 jam per pasien (Gillies)
2)            Waktu untuk keperawatan tidak langsung.
Selain dibutuhkan waktu keperawatan langsung juga dibutuhkan waktu keperawatan    tidak langsung. Keperawatan tidak langsung mencakup kegiatan perencanaan, menyediakan persiapan peralatan, berbicara debngan anggota tim kesehatan lain, menulis dan membaca dokumentasi pasien, melaporkan pada atasan maupun pada tim kesehatan lain. Pada umumnya kebutuhan perawatan tidak langsung relatip sama meski tingkat ketergaantungan dan penyakitnya berbeda. Dari hasil penelitian di R.S. Detroit ( Gillies,1989 ) rata-rata waktu keperawatan tidak langsung adalah 38 menit / pasien per hari, sedang menurut Wolf    ( 1965 ) adalah 60 menit/pasien per hari.
3)            Waktu untuk penyuluhan kesehatan.
Waktu untuk memberikan pendidikan kesehatan merupakan aspek yang juga perlu diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan tenaga. Penyuluhan bersifat individu sesuai diagnose, pengobatab dan keadaan pasien masing-masing.Waktu untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit/pasien/hari termasuk dukungan emosional ( Gillies, 1 989 )
Maka untuk menghitung waktu yang dibutuhkan untuk perawatan pasien adalah = waktu perawatan langsung + waktu perawatan tidak langsung + waktu untuk penyuluhan kesehatan.
Kebutuhan tenaga dihitung berdasarkan  beban kerja perawat.
hal-hal yang diprlukan untuk menentukan bebab kerja perawat
1.      Jumlah pasien yang dirawat perhari, bulan, tahun
2.      Tingkat ketergantungan pasien
3.      Rata-rata perawatan pasien
4.      Pengukuran perawatan langsung, tidak langsung, dan penyuluhan  kesehatan
5.      Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien
6.      Tar-rata waktu untuk setiap tindakan
Berdasarkan pembagian waktu di rumah sakit
1.         Rawat inap
Berdasarkan Klasifikasi Klien
Cara perhitungan berdasarkan :
·            Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
·            Rata-rata pasien perhari
·            Jam perawatan yg diperlukan/hari/pasien
·            Jam perawatan yg diperlukan/ruangan/hari
·            Jam kerja efektif setiap perawatĂ n-> 7 jam/hari
Kebutuhan tenaga dihitung berdasarkan beban kerja perawat
Contoh cara perhitungan dalam satu ruangan:
No
Jenis/kategori
Rata-rata pasien/hari
Rata-rata jam pwt/pasien/hari
Jml jam perawat/hari
1.
Pasien bersalin
13
3,5
45,5
2.
Pasien nifas
10
2,5
25
3.
Pasien rawat gabung
6
2,5
15
4.
Pasien perinatologi
4
2
8

Jumlah
33

93,5
Ket :
Jadi jumlah tenaga bidan yang diperlukan adalah



Untuk perhitungan jumlah  tenaga perlu ditambah ( factor koreksi)
Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)


Jumlah tenaga bidan yang mengerjakan tugas-tugas non keb. Seperti contoh : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam  pelayanan kebidanan
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi
                           13 + 4 = 17
Jadi idan yang dibutuhkan dalam contoh diatas adalah 17 Bidan